This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

18/04/16

About Me


Im Recha, Just Recha…

Saya?
“Orang biasa dan bukan siapa siapa yang sedang dalam proses memperbaiki diri”. Berasal dari sebuah desa kecil bernama Kebalanpelang di Kecamatan Babat yang terkenal dengan Wingkonya. Beragama Islam tentunya dan “Allahu Ghoyatuna” insya Allah tetap menjadi prinsip hidup saya serta Muhammad S.A.W selalu menjadi lelaki pujaan hati.

Lahir hari Kliwon tanggal 26 dari seorang pahlawan wanita terhebat di dunia dan lelaki juara sedunia. Saya menyandang nama nonkebangsawanan “Recha Try Wahyu Ningsih”, biasa dipanggil  “Recha”  tapi lebih sering disapa “Che”. and punya panggilan masa kecil “Ayu”, entah diambil dari mana, dari kata sifat mungkin, (tapi kebalikannya) hehehe... Kalian boleh panggil apa aja deh...

Sejak kecil punya hobby ‘bluron’ alias renang dan manjat, mulai dari manjat pohon, manjat genteng, sampai memanjat bukit harapan yang terlalu tinggi. selalu suka dengan ketinggian, air dan anak kecil. Pecinta hewan berbulu tapi paling jijik dengan ulat bulu, karena bagiku ulat bulu lebih menakutkan dari pada hantu.

Pendidikan? Gak penting dimana kita belajar, yang penting ilmunya, tapi setidaknya kita menemukan saudara seperguruan dari sana. Okee saya pernah mengenyam pendidikan di MI Tarbiatul Athfal Kebalanpelang, SMPN 2 Pucuk, SMAN 1 Babat, Islamic boarding School Al Aqsho Babat serta Universitas Negeri Surabaya jurusan Pendidikan Luar biasa (PLB). Selain itu, juga dididik dan tumbuh di ‘keluarga besar’ Himapala Unesa (2010-tak terhingga), DLMJ (Dewan Legislasi Mahasiswa) PLB (2012-2013), UKKI Unesa (2010-2011) dan MPM Unesa (Majelis Perwakilan Mahasiswa Universitas) 2013-2014, di situlah organisasi sebagai fakultas kehidupan tempat kita belajar... Yang pernah belajar di lembaga akademik dan organisasi tersebut di atas, otomatis kita jadi saudara...

Saat ini masih bergelut dengan dunia anak anak, terutama anak berkebutuhan khusus. Menjadi tenaga pendidik inklusif di SDN Dukuh Kupang III dan terapis bagi 'kaum' disabilitas. Okee... tak perlu terlalu banyak menjelaskan tentang diri saya, yang mengenal saya monggo merapat…

Contact Us :  rechawatson12@gmail.com  
IG : @recha.try



 (Tuuh kan... 'nggembel' bangeeett) :D




Nih bukti kalo ane emang hobby 'bluron' and maenan air :D





its me, Recha... :D

10/04/16

Registrasi Online #Matanajwaonstage - Surabaya




Bagi yang udah nggak sabar nunggu registrasi online #MataNajwaonStageSurabaya...
Link pendaftaran sudah dibuka, monggo langsung kunjungi http://matanajwa.metrotvnews.com/mos/ atau klik link berikut registrasi matanajwa on stage
Buat siapa saja dan GRATISS TISS TISS!
Jangan lupa upload tiket online kalian di instagram dan twitter buat yang udah berhasil daftar dan mention @matanajwa

Sekali lagi, jangan lewatkan
Workshop Creativepreneurship
Kamis 14 April 2016 pukul 13.00 - 17.00 WIB
di Airlangga Convention Center
Penukaran tiket :
tanggal 14 April 2016
pukul 09.00 - 12.30 WIB

dan
Mata Najwa On Stage
Jumat, 15 April 2016 Pukul 13.00 - 17.00 WIB
di Airlangga Convention Center
Surabaya



03/04/16

Posisi Berjamaah Dengan 1 Ma’mum



Posisi Berjamaah Dengan 1 Ma’mum
           
            Secara umum jelas kita mengetahui bahwa posisi ma’mum saat sholat berjamaah adalah di belakang imam, lalu bagaiman posisi ma’mum jika hanya 1 orang? Jika ma’mum hanya seorang maka posisi shafnya berada di sebelah kanan imam. Lalu bagaimana dengan pendapat yang mengatakan bahwa posisinya di sebelah kanan dan agak ke belakang?? pendapat tersebut tidak salah. Berikut penjelasannya.
“Ketika Ibn ‘Abbas ra sendirian datang berma’mum sholat malam di sebelah kiri Nabi SAW, maka Ibn ‘Abbas ditarik oleh Nabi SAW untuk diposisikan di sebelah kanan Nabi SAW” (Muttafaqun Alayh)

Umumnya riwayat tersebut tidak menyebutkan sejajar, namun ada 1 riwayat, Ibn Abbas bahwa ketika ia berdiri di belakang, tangannya ditarik oleh Nabi SAW dan menjadikannya sejajar/berjajar dengan Nabi SAW. Lalu Ibn Abbas agak mundur sedikit karena merasa tidak layak berjajar dengan Nabi SAW, kemudian setelah dikonfirmasi, Nabipun mendoakannya mudah mudahan Allah menambahkan ilmu dan pemahaman kepadanya (HSGR. Ahmad, Al-bayhaqi & Hakim)

Umar juga pernah menarik Abdulloh bin Utbah bin Mas’ud untuk berdiri sejajar di kanannya (HR. Malik 1/154:360) demikian pula dengan Ibn Umar kepada Nafi’ (HR Malik 1/134 : 302). Berdasarkan hadist Nabi SAW dan atsar para Sahabat di atas, mayoritas ulama seperti Hanabilah, Malikiyah dan Ulama Sekarang : Al Albani, Ibn Utsaymin, Abdullah Alfaqih dan Abdulloh bin Jibrin berpendapat bahwa posisi ma’mum seorang berada di kanan sejajar dengan imam karena tak satupun dalil yang menuntunkan untuk mundur sedikit.

Adapun sebagian Syafiiyah dan Hanafiyah berpendapat bahwa ma’mum disunnahkan untuk mundur sedikit sekedar untuk membedakan antara imam dengan ma’mum. Meskipun tidak ada penjelasan dalilnya, adapun yang menjadi alasan pendapat yang demikian adalah :

Pertama, keumuman hadist tentang posisi dasar ma’mum berada di belakang imam, meskipun tetap harus berjajar di sebelah kanan imam. Jika sejajar persis, dikhawatirkan posisi ma’mum yang punya kaki dan telapak kaki lebih panjang dari imam akan memposisikan ma’mum berada di depan imam, dan tentu ini dilarang.
Kedua, dalam Hadist Riwayat Ahmad tentang Ibn Abbas di atas, Rasululloh hanya menanyakan kenapa Ibn Abbas tidak berjajar dengan beliau, lalu Rosululloh mendoakannya tanpa melarangnya. 
Ketiga, jika ma’mum sejajar, maka ma’mum berikutnya yang datang menyusul tidak bisa mengetahui apakah mereka sholat berjamaah atau sendiri sehingga jamaah masbuq yang datang menyusul tersebut bisa jadi berma’mum pada orang yang sedang berma’mum. 

Dari sinilah bisa dipahami kenapa sebagian besar jamaah memilih pendapat yang kedua yakni mundur sedikit sekedar untuk membedakan antara imam dengan ma’mum tanpa menghilangkan makna berjajar di samping kanan imam, meskipun pendapat pertama memiliki dalil yang lebih kuat dan jelas. Sebagai makhluk sosial yang beragama dan bertoleransi, sebaiknya kita lebih memahami dan menghargai perbedaan yang terjadi, justru hal tersebut sebagai motivasi dan penguat kita dalam menambah khasanah pengetahuan tentang Islam. Wallahu a’lam. Semoga Allah senantiasa menjaga kita dan menambah ilmu serta pemahaman kita semua. (Recha Try.red)

Sumber : H. Syakir Jamaluddin M.A/Addakwah