This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

12/05/13

Fisioterapi


Ingat Sehat sebelum sakit, Ingat hidup sebelum mati,, ingat muda sebelum tua....
 

Segala permasalahan ada kuncinya,  [Tuhan tidak akan menguji di luar batas kemampuan hambanya. (Q.S Al-Baqoroh 256)] dan segala penyakit ada obatnya. [Sesungguhnya Allah menciptakan penyakit dan obatnya, maka berobatlah dan janganlah berobat dengan yang haram”. (HR. Ad Daulabi dalam al-Kuna, dihasankan oleh Syeikh Albani dalam kitab Silsilah al Hadiits ash- Shohihah no. 1633).]
Dan begitu banyak bentuk pengobatan yang diberikan pada pasien, tak terkeciali bagi anak. Baik melalui pengobatan kimiawi, operasi maupun terapi. Salah satunya yaitu fisioterapi. Mempunyai peran memperbaiki fungsi motorik karena adanya gangguan pada otot dan rangka tubuh maupun diberikan pada penderita penyakit yang berhubungan dengan saraf,  gangguan pada saraf tepi, radang selaput otak dan lainnya.
Pada terapi fisiologi, mengajarkan pasien melakukan gerakan tubuh yang benar yang nantinya akan diimplementasikan dalam hidupnya, seperti  duduk, berdiri, berlari dan lainnya. Fisioterapi sendiri merupakan pelayanan yang bertujuan menegmbangkan, memelihara dan mengembalikan kemampuan dan fungsi gerak.
Dalam pemilihan fisiterapi yang tepat diberikan, perlu terlebih dahulu diketahui riwayat kelahiran, catatan klinis dan gangguan klinis yang dialami pasien. Sehingga dokter dan terapis yang telah bekerja sama dapat memberikan layanan yang optimal bagi pasien.
No.
Macam Macam Fisioterapi
1.
Exercise Therapy atau Terapi Latihan
Terapi ini dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi sekaligus memberi penguatan dan pemeliharaan gerak agar bisa kembali normal atau setidaknya mendekati kondisi normal. Kepada anak, akan diberikan latihan memegang maupun menggerakkan tangan dan kakinya. Setelah mampu, akan dilanjutkan dengan latihan mobilisasi, dimulai dengan berdiri, melangkah, berjalan, lari kecil, dan seterusnya.
Pada kasus patah kaki, contohnya, akan dilakukan fisioterapi secara bertahap, kapan si anak harus sedikit menapak sampai bisa menapak penuh.
 Latihan-latihan yang diberikan bertujuan mempertahankan kekuatan otot-otot dan kemampuan fungsionalnya dengan mempertahankan sendi-sendinya agar tak menjadi kaku. Hal ini perlu dilakukan karena kaki patah yang dipasangi gips umumnya akan mengalami pengecilan otot, sehingga kekuatannya pun berkurang. Lewat terapi yang dilakukan sambil bermain akan kelihatan bagian mana yang mengalami penurunan fungsi.
2
Heating Therapy atau Terapi Pemanasan
Sesuai dengan namanya, terapi ini memanfaatkan kekuatan panas yang biasanya digunakan pada kelainan kulit, otot, maupun jaringan tubuh bagian dalam lainnya. Penggunaannya tentu saja disesuaikan dengan tingkat keluhan. Bila hanya sampai di bagian kulit, maka pemanasannya pun hanya diperuntukkan bagi kulit saja dengan menggunakan Infra Red Radiation (IRR) atau radiasi infra merah. Bila gangguan terjadi pada otot, digunakanlah micro diathermy atau diatermi mikro. Sementara, jika gangguan muncul di bagian terdalam seperti rangka tubuh, maka yang digunakan adalah short wave diathermy atau diatermi gelombang pendek. Intinya, jenis terapi yang dilakukan akan disesuaikan dengan hasil diagnosis.
Terapi pemanasan biasanya diberikan bersamaan dengan jenis terapi lain. Seperti pada terapi inhalasi untuk anak-anak dengan masalah lendir pada saluran napas; pada nyeri otot maupun sendi. Bila dikombinasikan dengan bentuk pengobatan lain tentu lebih menguntungkan karena dosis obat yang harus diminum anak jadi lebih kecil untuk meminimalisir efek negatifnya.
3
Electrical Stimulations Therapy atau Terapi Stimulasi Listrik
Terapi yang menggunakan aliran listrik bertenaga kecil ini cocok diterapkan pada anak yang menderita kelemahan otot akibat patah tulang ataupun kerusakan saraf otot. Cara penggunaannya, dengan menempelkan aliran listrik pada otot-otot untuk mengatasi rasa nyeri. Terapi ini bertujuan untuk mempertahankan massa otot dan secara tidak langsung merangsang regenerasi saraf.
Pada pasien anak yang menderita gangguan pernapasan, terapi ini pun bisa digunakan untuk pengobatan. Efeknya, sirkulasi darah di rongga dada dan saluran pernapasan menjadi lebih lancar, sehingga dapat membantu relaksasi serta membantu mengeluarkan lendir dari saluran pernapasan, sehingga akan mempercepat proses penyembuhan.
4
Hydro Therapy atau Aquatik Therapy
Terapi dengan air berguna bagi anak-anak yang mengalami gangguan, terutama gangguan gerak akibat spastisitas, misal pada anak CP (Cerebral Palsy) . Sedangkan pada anak yang terlambat berjalan, tentu saja sebelum diterapi mereka akan dievaluasi dulu baik dari usia, tingkat kemampuan, maupun tingkat kesulitan yang dialami. Untuk bisa berjalan, anak tentu saja harus melalui berbagai tahapan yang dimulai dengan tengkurap, duduk, merangkak sampai berdiri. Biasanya anak tidak akan langsung diajarkan berjalan bila tahap sebelumnya belum mampu ia lakukan.
Pada anak yang mengalami kesulitan bergerak karena spastisitas/kekakuan, ketika di air, umumnya dia akan lebih mudah bergerak. Dengan demikian diharapkan spastisitas anak akan berkurang mengingat adanya bantuan berupa dorongan air yang sifatnya bisa melenturkan gerak tubuh. Meskipun tidak semua anak dengan gangguan tersebut dapat diberikan hidro terapi air, tapi terapi ini bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif.
5
Orthopedhic dan Rheumathoid Arthritis
Sebetulnya fisioterapi ortopedik ini dilakukan untuk mengatasi gangguan tulang dan otot akibat patah tulang, post fracture (retak), artritis sendi, keseleo, atau terkilir. Umumnya ditujukan untuk kalangan dewasa karena kasusnya jarang sekali terjadi pada anak.
Pada bayi, terapi ortopedik ini akan dipakai jika ia mengalami proses pemendekan otot leher (lehernya jadi miring) akibat pembengkakan otot leher yang membuat ototnya tertarik ke satu arah. Fiosioterapi ini dilakukan dalam bentuk latihan-latihan gerakan, pijat, dan peregangan. Bisa juga dibarengi dengan ultrasound (gelombang suara berfrekuensi lebih tinggi dari yang dapat didengar manusia) dan pemanasan untuk melepaskan perlengketan/gumpalan di leher. Fisioterapi ini bisa diterapkan sejak bayi berusia 2 minggu.
Fisioterapi rheumathoid arthritis dilakukan pada anak dengan keluhan kaki bengkak atau mengalami gangguan sendi. Untuk mengurangi rasa nyeri, terapi dingin diberikan saat akut dan selanjutnya diberikan terapi panas dengan electrical stimulations therapy . Ini bisa dilakukan pada anak usia 4-5 tahunan, tergantung pada bagian mana terserangnya.
6
Cold Therapy atau Terapi Dingin
4. Terapi dingin biasanya diberikan bila cedera anak masih akut sehingga proses peradangan tidak menjadi kronis. Terapi ini umumnya hanya diperuntukkan bagi otot saja, biasanya akibat terjatuh dan mengalami memar. Nah, terapi dingin ini pun berguna mengurangi bengkak. Itulah kenapa, ketika anak terjatuh dan bagian tubuhnya ada yang benjol, orang tua sering mengompresnya dengan air dingin. Namun terapi dingin harus dengan pengawasan ketat karena kalau fase akutnya sudah lewat, tapi masih terus diberi terapi, justru dapat merusak jaringan.
7
Chest Physiotherapy atau Terapi Bagian Dada
Anak dengan keluhan batuk-pilek biasanya mendapat chest physiotherapy yang bermanfaat membersihkan saluran pernapasan dan memperbaiki pertukaran udara. Yang termasuk dalam fisioterapi ini di antaranya inhalasi/nebulizer , clapping , vibrasi dan postural drainage .
Inhalasi yaitu memasukkan obat-obatan ke dalam saluran pernapasan melalui penghirupan. Jadi, partikel obat dipecah terlebih dulu dalam sebuah alat yang disebut nebulizeer hingga menjadi molekul-molekul berbentuk uap. Uap inilah yang kemudian dihirup anak, hingga obat akan langsung masuk ke saluran pernapasan. Keuntungan cara ini, dosis obat jauh lebih kecil, hingga dapat mengurangi efek samping obat.
Obat-obat inhalasi yang umum diberikan adalah obat untuk melonggarkan saluran napas, pengencer dahak, dan NaCl sebagai pelembab saluran napas. Sedangkan lamanya setiap inhalasi cukup sekitar 10 menit. Tindakan lanjut untuk membantu pengeluaran lendirnya, antara lain clapping atau tepukan pada dada dan punggung. Bisa di sisi kanan, kiri, depan dada. Tepukan dilakukan secara kontinyu dan ritmik. Sertai pula dengan pengaturan posisi anak (postural drainage) , semisal anak ditengkurapkan dengan posisi kepala lebih rendah dari badan, hingga lendir tersebut dapat mengalir ke cabang pernapasan utama sekaligus lebih mudah untuk dibatukkan. Ini akan menguntungkan karena biasanya anak tak bisa meludah, hingga lendir yang menyumbat saluran pernapasan sulit dikeluarkan.
Khusus pada bayi atau anak di bawah usia 2 tahun, bila perlu, lakukan tindakan suction atau penyedotan lendir dengan alat khusus lewat hidung atau mulut. Bisanya tindakan ini dilakukan pada bayi dimana refleks batuknya belum cukup kuat untuk mengeluarkan lendir.




Semoga kita senantiasa diberi kesehatan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala...

RPP PSB kelas VI


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARA

Nama Sekolah                   : SLB-B
Mata Pelajaran                 : Pendidikan Seni Budaya
Kelas/Semester                  : VI/I
Alokasi Waktu                  : 1x Pertemuan (2x35 menit)
 

I.         Standar Kompetensi
Seni Rupa
1.      Memahami berbagai gagasan dalam objek, dan tema karya seni rupa Nusantara dan mancanegara
II.      Kompetensi Dasar
1.2   Menjelaskan benda kerajinan sederhana dengan teknik jahit
III.   Indikator
Kognitif
·         Proses (Study skills, Learning strategies )
1.    Mengidentifikasi  macam  macam kerajinan sederhana dengan teknik jahit
2.    Mengidentifikasi cara membuat minimal 1 macam kerajinan sederhana dengan teknik jahit (kerajinan flanel)
·         Produk (konten)
1.    Menyebutkan minimal 3 macam kerajinan sederhana dengan teknik jahit
2.    Menjelaskan minimal 3 macam kerajinan sederhana dengan teknik jahit
3.    Menjelaskan cara membuat minimal 1 macam kerajinan sederhana dengan teknik jahit (kerajinan flanel)
4.    Menerapkan cara membuat minimal 1 macam kerajinan sederhana dengan teknik jahit (kerajinan flannel)
Psikomotor
1.    Menulis minimal 3 macam kerajinan sederhana dengan teknik menjahit
2.    Menuliskan cara membuat minimal 1 macam kerajinan sederhana dengan teknik menjahit (kerajinan flanel)
3.    Menerapkan cara membuat minimal 1 macam kerajinan sederhana dengan teknik jahit (kerajinan flannel)

Afektif
·         Perilaku Berkarakter
1.    Bersungguh sungguh
2.    Jujur
3.    Tanggungjawab
·         Keterampilan Sosial
                 1. Kebiasaan menjadi pemerhati yang baik.
                 2. Berpendapat
                 3. Bertanya
                 4. Menjawab pertanyaan

IV.   Tujuan Pembelajaran :
Kognitif
·         Proses (Study skills, Learning strategies )
1.      Melalui video tutorial cara membuat kerajinan flannel yang ditunjukkan guru, siswa dapat mengidentifikasi  cara membuat minimal 1 macam kerajinan sederhana dengan teknik jahit (kerajinan flanel)
2.      Dengan penjelasan guru, siswa dapat Menyebutkan minimal 3 macam kerajinan sederhana dengan teknik jahit
·          Produk (konten)
1.      Secara mandiri, siswa dapat meyebutkan minimal 3 macam kerajinan sederhana dengan teknik jahit
2.      Dengan bimbingan guru, siswa dapat merancang pembuatan 1 macam kerajinan sederhana dengan teknik jahit (kerajinan flanel)
3.      Dengan bantuan guru, siswa dapat membuat minimal 1 macam kerajinan sederhana dengan teknik jahit (kerajinan flanel)
Psikomotor
1.      Secara mandiri, Menulis minimal 3 macam kerajinan sederhana dengan teknik menjahit
2.      Dengan bimbingan guru, siswa dapat menuliskan 3 macam kerajinan sederhana dengan teknik jahit
3.      Dengan bimbingan guru, siswa dapat merancang 1 macam kerajinan sederhana dengan teknik jahit (kerajinan flanel)
4.      Dengan bimbingan guru, siswa dapat membuat 1 macam kerajinan sederhana dengan teknik jahit (kerajinan flanel)
Afektif
·         Perilaku Berkarakter
1.         Bersungguh sungguh
2.         Jujur
3.         Tanggungjawab
·         Keterampilan Sosial
                 1. Pemerhati yang baik.
                 2. Berpendapat
                 3. Bertanya
                 4. Menjawab pertanyaan
V.       Materi Pembelajaran
 benda kerajinan sederhana dengan teknik jahit
VI.   Model dan Metode Pembelajaran
1.    Model Pembelajaran
Langsung
2.    Metode Pembelajaran
a.    Ceramah
b.    Tanya jawab
c.    Pemberian tugas
VII. Media pembelajaran
1.      Video tutorial cara membuat kerajinan flannel
2.      Kartu gambar contoh kerajinan sederhana dari
3.      Kertas flanel
4.      Alat menjahit tangan (Gunting, jarum, benang, pensil dan penggaris)

VIII.       Langkah-langkah Pembelajaran
      A.  Kegiatan awal ( 5 menit )
1.         Guru mengucapkan salam
2.         Do’a bersama
3.         Guru mengisi daftar hadir siswa
4.         Memberi siswa pertanyaan tentang materi sebelumnya
5.         Apersepsi
6.         Memberi siswa motivasi belajar
    B.    Kegiatan inti ( 55 menit )
§ Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru :
1.        Menjelaskan tentang beberapa kerajinan sederhana dengan teknik jahit dengan media kartu bergambar, dengan harapan siswa mendengarkan materi dengan sungguh-sungguh
2.        Menampilkan video tutorial cara membuat kerajinan flannel dengan teknik jahit di depan kelas agar siswa bisa menjadi pemerhati yang baik
3.        Menjelaskan dan mempraktikkan tentang cara membuat kerajinan flannel dengan teknik jahit di depan kelas agar siswa  bisa menjadi pemerhati yang baik
4.        Membimbing siswa merancang dalam pembuatan kerajinan flannel dengan teknik jahit agar siswa mengerjakan dengan sungguh sungguh dan tanggung jawab
§ Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1      Memberi kesempatan siswa untuk berpikir, menganalisis dan berpendapat
2      Meminta satu persatu siswa untuk menjawab pertanyaan guru secara lisan untuk melihat tingkat pemahaman siswa.
3      Membimbing siswa dalam membuat rancanangan dalam membuat kerajinan flannel dengan teknik jahit
4      Memfasilitasi siswa dalm mempraktikkan membuat kerajinan flannel dengan teknik jahit yang dikerjakan secara mandiri, penuh tanggungjawab  dan jujur.
5      Menunjuk beberapa siswa maju ke depan kelas untuk menjelaskan hasil karya siswa
§ Konfirmasi
 Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1.    Meluruskan jawaban yang disampaikan siswa
2.    Memberi kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami

C.  Kegiatan Penutup ( 10 menit )
       Dalam kegiatan penutup, guru:
1.    Membuat kesimpulan dari  materi yang disampaikan.
2.    Mengajak siswa do’a bersama
3.    Mengucapkan salam  penutup

IX.   SUMBER BELAJAR
a.         Buku Pendidikan Seni Budaya Kelas VI (BSE)
b.        Buku sumber  belajar lain yang dapat menunjang proses belajar mengajar

X.      PENILAIAN 
       Bentuk tes
1.    Tes Perbuatan
2.    Lisan     

XI.     Lampiran-lampiran
1.        Materi
2.        Tabel spesifikasi penilaian
3.        Lembar penilaian proses
4.        Lembar penilaian psikomotor
5.        Lembar pengamatan perilaku bekarakter
6.        Lembar pengamatan ketrampilan social






              Surabaya,       Maret  201*



Praktikan




Recha Try Wahyu N
NIM. 101044049





Lampiran II

Tabel Spesifikasi Penilaian Proses

Tujuan pembelajaran
Spesifikasi
Point
1.      Secara mandiri, siswa dapat meyebutkan minimal 3 macam kerajinan sederhana dengan teknik jahit

-          Menyebutkan benar 1
-          Menyebutkan benar 2
-          Menyebutkan benar 3
1
2
3
2.      Secara mandiri, siswa dapat menjelaskan  minimal 3 macam kerajinan dengan teknik jahit

-          Menyebutkan benar 1
-          Menyebutkan benar 2
-          Menyebutkan benar 3
2
3
4
3.      Dengan bimbingan guru, siswa dapat membuat rancangan kerajinan flannel dengan teknik jahit

-          Memperoleh ide
-          Membuat pola
-          Memperoleh ide dan membuat pola
3
4
6

4.      Dengan bimbingan  guru, siswa dapat membuat kerajinan flannel dengan teknik jahit
-          Tidak membuat kerajinan
-          Membuat kerajinan setengah jadi
-          Membuat kerajinan hampir jadi
-          Menyelesaikan kerajinan
0
4
6
9
Jumlah Skor Maksimal
12

Jumlah skor  yang diperoleh
NA  =                                                  x 100
            Jumlah skor maksimal  (11)




                                                                                                                                                                

Lampiran III
LEMBAR PENILAIAN PROSES
(TES LISAN)

No
Nama
Indikator
Nilai rata-rata
Ket
Keaktifan
Keberanian
Ketepatan
1















2















3















4

















Lampiran IV

Lembar Penilaian Psikomotor
(Tes Perbuatan)
Kriteria : Bagaimana prosedur membuat kerajinan flannel dengan teknik jahit

No
Aspek Yang Dinilai
Penilaian
1. ……
2……..





B
C
K
B
C
K
B
C
K
B
C
K
B
C
K
B
C
K
B
C
K
1.
Keberanian maju kedepan kelas










































2.
Ketepatan  menjelakan tahapan pertumbuhan manusia





















Keterangan :
B          : Baik (dapat melakukan dengan baik tanpa bantuan)
C          : Cukup (dapat melakukan denganbaik dengan bantuan)
K         : Kurang (tidak dapat melakukan kegiatan)

Sidoarjo,........................ 2013


pengamat


Lampiran VII

LEMBAR PENGAMATAN
PERILAKU BERKARAKTER

Untuk setiap perilaku berkarakter ini, beri penilaian atas perilaku berkarakter siswa menggunakan skala berikut ini dengan cara member tanda ceklist
No
Aspek Yang Dinilai
Penilaian








A
B
C
A
B
C
A
B
C
A
B
C
A
B
C
A
B
C
A
B
C
A
B
C
1.
kesungguhan dalam proses pembelajaran
























2.
Bertanggung jawab terhadap tugas
























3.
Jujur
























4
Peduli

























Keterangan :
A : sangat baik
B : memuaskan
C : menunjukkan kemajuan

Sidoarjo,........................ 2013


pengamat



Lampiran VIII

LEMBAR PENGAMATAN IV KETERAMPILAN SOSIAL

Untuk setiap perilaku berkarakter ini. Beri penilaian atas perilaku berkarakter siswa menggunakan skala berikut ini dengan cara member tanda ceklist
No
Aspek Yang Dinilai
Penilaian









B
C
K
B
C
K
B
C
K
B
C
K
B
C
K
B
C
K
B
C
K
B
C
K
B
C
K
1.
Pemerhati yang baik.




























2.
Berpendapat




























3.
Bertanya



























4
Menjawab pertanyaan




























Keterangan :
B : Baik
C : Cukup
K:  Kurang


Sidoarjo,........................ 2013


pengamat