Ingat Sehat sebelum sakit, Ingat hidup sebelum mati,, ingat muda sebelum tua....
Segala permasalahan ada
kuncinya, [Tuhan tidak akan menguji di luar batas
kemampuan hambanya. (Q.S Al-Baqoroh 256)] dan segala penyakit ada obatnya. [“Sesungguhnya Allah menciptakan penyakit dan
obatnya, maka berobatlah dan janganlah berobat dengan yang haram”. (HR.
Ad Daulabi dalam al-Kuna,
dihasankan oleh Syeikh Albani dalam kitab Silsilah al Hadiits ash- Shohihah no. 1633).]
Dan begitu banyak bentuk
pengobatan yang diberikan pada pasien, tak terkeciali bagi anak. Baik melalui
pengobatan kimiawi, operasi maupun terapi. Salah satunya yaitu fisioterapi.
Mempunyai peran memperbaiki fungsi motorik karena adanya gangguan pada otot dan
rangka tubuh maupun diberikan pada penderita penyakit yang berhubungan dengan
saraf, gangguan pada saraf tepi,
radang selaput otak dan lainnya.
Pada terapi fisiologi, mengajarkan
pasien melakukan gerakan tubuh yang benar yang nantinya akan diimplementasikan
dalam hidupnya, seperti duduk, berdiri,
berlari dan lainnya. Fisioterapi sendiri merupakan pelayanan yang bertujuan
menegmbangkan, memelihara dan mengembalikan kemampuan dan fungsi gerak.
Dalam pemilihan fisiterapi yang
tepat diberikan, perlu terlebih dahulu diketahui riwayat kelahiran, catatan
klinis dan gangguan klinis yang dialami pasien. Sehingga dokter dan terapis
yang telah bekerja sama dapat memberikan layanan yang optimal bagi pasien.
No.
|
Macam Macam Fisioterapi
|
1.
|
Exercise Therapy
atau Terapi Latihan
|
Terapi ini
dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi sekaligus memberi penguatan dan
pemeliharaan gerak agar bisa kembali normal atau setidaknya mendekati kondisi
normal. Kepada anak, akan diberikan latihan memegang maupun menggerakkan
tangan dan kakinya. Setelah mampu, akan dilanjutkan dengan latihan
mobilisasi, dimulai dengan berdiri, melangkah, berjalan, lari kecil, dan
seterusnya.
Pada kasus
patah kaki, contohnya, akan dilakukan fisioterapi secara bertahap, kapan si
anak harus sedikit menapak sampai bisa menapak penuh.
Latihan-latihan yang diberikan bertujuan
mempertahankan kekuatan otot-otot dan kemampuan fungsionalnya dengan
mempertahankan sendi-sendinya agar tak menjadi kaku. Hal ini perlu dilakukan
karena kaki patah yang dipasangi gips umumnya akan mengalami pengecilan otot,
sehingga kekuatannya pun berkurang. Lewat terapi yang dilakukan sambil
bermain akan kelihatan bagian mana yang mengalami penurunan fungsi.
|
|
2
|
Heating Therapy
atau Terapi Pemanasan
|
Sesuai
dengan namanya, terapi ini memanfaatkan kekuatan panas yang biasanya
digunakan pada kelainan kulit, otot, maupun jaringan tubuh bagian dalam
lainnya. Penggunaannya tentu saja disesuaikan dengan tingkat keluhan. Bila
hanya sampai di bagian kulit, maka pemanasannya pun hanya diperuntukkan bagi
kulit saja dengan menggunakan Infra Red Radiation (IRR) atau radiasi
infra merah. Bila gangguan terjadi pada otot, digunakanlah micro diathermy
atau diatermi mikro. Sementara, jika gangguan muncul di bagian terdalam
seperti rangka tubuh, maka yang digunakan adalah short wave diathermy
atau diatermi gelombang pendek. Intinya, jenis terapi yang dilakukan akan
disesuaikan dengan hasil diagnosis.
Terapi
pemanasan biasanya diberikan bersamaan dengan jenis terapi lain. Seperti pada
terapi inhalasi untuk anak-anak dengan masalah lendir pada saluran napas;
pada nyeri otot maupun sendi. Bila dikombinasikan dengan bentuk pengobatan
lain tentu lebih menguntungkan karena dosis obat yang harus diminum anak jadi
lebih kecil untuk meminimalisir efek negatifnya.
|
|
3
|
Electrical Stimulations Therapy atau Terapi Stimulasi Listrik
|
Terapi yang
menggunakan aliran listrik bertenaga kecil ini cocok diterapkan pada anak
yang menderita kelemahan otot akibat patah tulang ataupun kerusakan saraf
otot. Cara penggunaannya, dengan menempelkan aliran listrik pada otot-otot
untuk mengatasi rasa nyeri. Terapi ini bertujuan untuk mempertahankan massa
otot dan secara tidak langsung merangsang regenerasi saraf.
Pada pasien
anak yang menderita gangguan pernapasan, terapi ini pun bisa digunakan untuk
pengobatan. Efeknya, sirkulasi darah di rongga dada dan saluran pernapasan
menjadi lebih lancar, sehingga dapat membantu relaksasi serta membantu
mengeluarkan lendir dari saluran pernapasan, sehingga akan mempercepat proses
penyembuhan.
|
|
4
|
Hydro Therapy atau Aquatik
Therapy
|
Terapi
dengan air berguna bagi anak-anak yang mengalami gangguan, terutama gangguan
gerak akibat spastisitas, misal pada anak CP (Cerebral Palsy) .
Sedangkan pada anak yang terlambat berjalan, tentu saja sebelum diterapi
mereka akan dievaluasi dulu baik dari usia, tingkat kemampuan, maupun tingkat
kesulitan yang dialami. Untuk bisa berjalan, anak tentu saja harus melalui
berbagai tahapan yang dimulai dengan tengkurap, duduk, merangkak sampai
berdiri. Biasanya anak tidak akan langsung diajarkan berjalan bila tahap
sebelumnya belum mampu ia lakukan.
Pada anak
yang mengalami kesulitan bergerak karena spastisitas/kekakuan, ketika di air,
umumnya dia akan lebih mudah bergerak. Dengan demikian diharapkan spastisitas
anak akan berkurang mengingat adanya bantuan berupa dorongan air yang
sifatnya bisa melenturkan gerak tubuh. Meskipun tidak semua anak dengan
gangguan tersebut dapat diberikan hidro terapi air, tapi terapi ini bisa
dijadikan sebagai salah satu alternatif.
|
|
5
|
Orthopedhic dan Rheumathoid
Arthritis
|
Sebetulnya
fisioterapi ortopedik ini dilakukan untuk mengatasi gangguan tulang dan otot
akibat patah tulang, post fracture (retak), artritis sendi, keseleo,
atau terkilir. Umumnya ditujukan untuk kalangan dewasa karena kasusnya jarang
sekali terjadi pada anak.
Pada bayi,
terapi ortopedik ini akan dipakai jika ia mengalami proses pemendekan otot
leher (lehernya jadi miring) akibat pembengkakan otot leher yang membuat
ototnya tertarik ke satu arah. Fiosioterapi ini dilakukan dalam bentuk
latihan-latihan gerakan, pijat, dan peregangan. Bisa juga dibarengi dengan ultrasound
(gelombang suara berfrekuensi lebih tinggi dari yang dapat didengar manusia)
dan pemanasan untuk melepaskan perlengketan/gumpalan di leher. Fisioterapi
ini bisa diterapkan sejak bayi berusia 2 minggu.
Fisioterapi
rheumathoid arthritis dilakukan pada anak dengan keluhan kaki bengkak
atau mengalami gangguan sendi. Untuk mengurangi rasa nyeri, terapi dingin
diberikan saat akut dan selanjutnya diberikan terapi panas dengan electrical
stimulations therapy . Ini bisa dilakukan pada anak usia 4-5 tahunan,
tergantung pada bagian mana terserangnya.
|
|
6
|
Cold Therapy atau Terapi
Dingin
|
4. Terapi
dingin biasanya diberikan bila cedera anak masih akut sehingga proses
peradangan tidak menjadi kronis. Terapi ini umumnya hanya diperuntukkan bagi
otot saja, biasanya akibat terjatuh dan mengalami memar. Nah, terapi dingin
ini pun berguna mengurangi bengkak. Itulah kenapa, ketika anak terjatuh dan
bagian tubuhnya ada yang benjol, orang tua sering mengompresnya dengan air
dingin. Namun terapi dingin harus dengan pengawasan ketat karena kalau fase
akutnya sudah lewat, tapi masih terus diberi terapi, justru dapat merusak
jaringan.
|
|
7
|
Chest Physiotherapy
atau Terapi Bagian Dada
|
Anak dengan
keluhan batuk-pilek biasanya mendapat chest physiotherapy yang
bermanfaat membersihkan saluran pernapasan dan memperbaiki pertukaran udara.
Yang termasuk dalam fisioterapi ini di antaranya inhalasi/nebulizer , clapping
, vibrasi dan postural drainage .
Inhalasi
yaitu memasukkan obat-obatan ke dalam saluran pernapasan melalui penghirupan.
Jadi, partikel obat dipecah terlebih dulu dalam sebuah alat yang disebut nebulizeer
hingga menjadi molekul-molekul berbentuk uap. Uap inilah yang kemudian
dihirup anak, hingga obat akan langsung masuk ke saluran pernapasan. Keuntungan
cara ini, dosis obat jauh lebih kecil, hingga dapat mengurangi efek samping
obat.
Obat-obat
inhalasi yang umum diberikan adalah obat untuk melonggarkan saluran napas,
pengencer dahak, dan NaCl sebagai pelembab saluran napas. Sedangkan lamanya
setiap inhalasi cukup sekitar 10 menit. Tindakan lanjut untuk membantu
pengeluaran lendirnya, antara lain clapping atau tepukan pada dada dan
punggung. Bisa di sisi kanan, kiri, depan dada. Tepukan dilakukan secara
kontinyu dan ritmik. Sertai pula dengan pengaturan posisi anak (postural
drainage) , semisal anak ditengkurapkan dengan posisi kepala lebih rendah
dari badan, hingga lendir tersebut dapat mengalir ke cabang pernapasan utama
sekaligus lebih mudah untuk dibatukkan. Ini akan menguntungkan karena
biasanya anak tak bisa meludah, hingga lendir yang menyumbat saluran
pernapasan sulit dikeluarkan.
Khusus pada
bayi atau anak di bawah usia 2 tahun, bila perlu, lakukan tindakan suction
atau penyedotan lendir dengan alat khusus lewat hidung atau mulut. Bisanya
tindakan ini dilakukan pada bayi dimana refleks batuknya belum cukup kuat
untuk mengeluarkan lendir.
|
Semoga kita senantiasa diberi kesehatan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala...