02/03/16

Bimbingan Konseling ALB

Bimbingan Konseling Dalam Kesulitan Belajar 
bagi Anak Luar Biasa


I.     Latar Belakang Bimbingan Konseling ALB

Salah satu tugas pokok Sekolah Luar Biasa adalah membantu siswa untuk mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan tingkat dan jenis keluarbiasaannya. Seorang siswa dikatakan berhasil mencapai perkembangan yang optimal apabila ia dapat menggunakan sisa kemampuannya secara optimal sesuai dengan derajat ketunaannya.
Namun kenyataan menunjukkan masih banyaknya kesenjangan dalam mengantarkan anak untuk mencapai perkembangan tersebut. Kesenjangan tersebut antara lain masih banyaknya anak luar biasa yang belum mampu melaksanakan aktivitas sehari – hari. Padahal waktu di sekolah ia mampu, tetapi setelah di masyarakat mereka merasa kurang percaya diri, karena dalam dirinya masih ada rasa khawatir prestasi anak belum sesuai dengan potensinya, bakat anak yang belum mendapatkan tempat yang sesuai (berkembangan secara optimal).
Ketidakberhasilan tersebut tidak semuanya semata – mata karena ketunaan yang disandang siswa, tetapi ada juga karena ketidakmampuan pelaksanaan pendidikan untuk mendekati secara individual sehingga dapat mengetahui berbagai hambatan – hambatan yang mereaka hadapi. Untuk itu mereka perlu diupayakan dan dibantu untuk mengatasi berbagai hambatan tersebut. Selain satunya adalah diberikan bimbingan konseling.
1.
1.            1.   Latar Belakang Makna Fungsi Pendidikan
Kebutuhan layanan bimbingan konseling dalam proses pendidikan berkaitan erat dengan makna dan fungsi pendidikan. Bedanya layanan Bimbingan Konseling dalam proses pendidikan bila kita memandang bahwa pendidikan merupakan upaya untuk mencapai perwujudan manusia sebagai totalitas kepribadian.
Sesuai dengan tujuan pendidikan dalam GBHN, bahwa “Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar, untuk mengembangkan kepribadian yang berlangsung seumur hidup baik di sekolah maupun di luar sekolah”. Usaha tersebut tidak hanya ditunjukkan kepada sebagaian besar individu saja, tetapi seluruh bangsa Indonesia baik yang berkelainan maupun tidak (normal) ini sesuai dengan UUSPN tahun 1989 Bab III Pasal 8 yang menyatakan bahwa “Warga negara yang dimiliki kelainan fisik dan atau mental berhak memperoleh pendidikan luar biasa ”.
Untuk memberikan layanan bimbingan dalam rangka pelaksanaan pembinaan siswa diperlukan petugas khusus yang dimiliki keahlian khusus pula. Kebutuhan ini sangat terasa bila diperhatikan faktor – faktor berikut antara lain :
1)   Ada beberapa masalah dalam pendidikan dan pengajaran yang tidak mungkin dapat diselesaikan oleh guru.
2)  Pekerjaan menyelesaikan masalah pribadi  memerlukan keahlian khusus, sehingga penanganan ini akan sulit bagi guru. Keahlian tersebut diperoleh melalui pendidikan tertentu.
3)   Dalam situasi tertentu sering timbul konflik antara siswa dan siswa, guru dan siswa, guru dan guru, sehingga diperlukan pihak ketiga sebagai penengah. Pihak ketiga tersebut berfungsi sebagai perantara sekaligus penyelesai konflik.
4) Anak luar biasa memiliki kekhususan dalam ketunaannya. Untuk itu diperlukan pemahaman yang lengkap dan terorganisasi secara rapi. Agar perorganisasiannya dapat baik, diperlukan petugas khusus.
5)  Dalam situasi tertentu diperlukan tempat penyelesaian masalah siswa yang tidak mungkin diselesaikan oleh guru. Dalam hal ini diperlukan wadah yang mampu menampung permasalahan yaitu bimbingan.
             
           Proses perkembangan individu dipengaruhi Oleh berbagai faktor baik yang berasal dari dalam maupun yang berasal dari luar atau lingkungan. Faktor dari individu, perkembangan dipengaruhi oleh pembawaan (potensi) dan kematangan. Sedangkan dari luar perkembangan individu dipengaruhi oleh faktor fisik, lingkungan sosial, dan nutrisi. Perkembangan dapat berhasil baik bila faktor-faktor tersebut saling mengisi dan saling melengkapi. Untuk itu diperlukan usaha yang berupa asuhan yang terarah.
            Dalam hubungannya dengan tingkat perkembangan, individu mempunyai seperangkat tugas pengenbangan yaitu, penguasaan seperangkat, pengetahuan, keterampilan yang harus dikuasiai individu pada satu periode perkembangan tertentu sebagai dasar utnuk memasuki periode perkembangan berikutnya. Penguasaan tugas-tugas perkembangan pada periode sebelumnya berpengaruh terhadap penguasaan tugas-tugas perkembangan berikutnya.
            Dilihat dari proses perkembangan ini, anak luar biasa mengalami banyak kendala. Kendala-kendala  perkembangan pada anak luar biasa berakibat mengganggu perkembangan anak luar biasa pada setiap periode perkembangannya yang pada akhirnya beberapa tugas perkembangan tidak dapat dikuasainya. Dalam situasi ini bimbingan diperlukan untuk membantu individu mengoptimalkan penguasaan tugas perkembangan bersama-sama layanan yang lain.

2.    2.   Masalah Perbedaan Individu 
     
           Dalam pendidikan luar biasa, masalah perbedaan individu ini justru menjadi titik tolakpelayanan kepada anak. Anak luar biasa lebih tajam dalam perbedaan individunya. Kenyataan ini membawa konsekuensi logis dalam pelayanan pendidikan yang berorientasi kepada individu. Dalam pelayanan individu ini diharapkan bimbingngan dalam membantu pendidikan untuk lebih memahami perbedaan masing-masing siswa sehingga program pendidikan yang disususn berorientasi kepada individu dapat terwujud dan terlaksana dengan baik.
3.    
        3.  Masalah kebutuhan individu 
           
            Kegiatan belajar, pada hakikatnya merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan. Sehubungan dengan itu hendaknya sekolah menyadari baik dalam mengenal kebutuhan – kebutuhan pada diri siswa, maupun dalam memberikan bantuan yang sebaik – sebaiknya dalam usaha pemenuhan kebutuhan tersebut. Karena kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan akan hanya menimbulkan masalah bagi diri siswa
             Menurut Surya (1988 : 16) secara psikologis kebutuhan dalam diri individu dikelompokkan menjadi dua yaitu kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial atau psikologis. Beberapa kebutuhan yang harus diperhatikan adalah kebutuhan :

  -  Memperoleh kasih sayang 
     Contohnya anak luar biasa apabila memperoleh kasih sayang layaknya anak – anak normal, maka mereka akan mempunyai kepercayaan diri, karena secara psikologis mereka tidak ada masalah.
  -   Memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
Contohnya : apabila anak tunarungu memperoleh kasih sayang dan perlindungan dari orangtuanya, maka ATR akan merasa aman hidupnya dan akan kuata rasa percaya dirinya.
c -  Memperoleh kemerdekaan diri
ALB harus memperoleh kemerdekaan diri baik dalam pendidikan atau kehidupannya di masyarakat, karena setiap manusia mempunyai hak yang paling asasi yaitu hak untuk hidup.
d -  Memperoleh harga diri
Dalam upaya untuk memperoleh harga dirinya ALB harus memperoleh pendidikan, bimbingan, dan ketrampilan, agar kehidupannya dapat berguna di masyarakat, bangsa, dan negara. Sehingga ALB akan memperoleh harga dirinya layaknya orang pada umumnya.
e -  Memperoleh penghargaan yang sama
Contonya : apabila ALB dapat berkarya, maka mereka akan memperoleh penghargaan dari masyarakat layaknya anggota masyarakat alainnya yang mampu untuk berkaryadan sebaliknya.
f -  Ingin dikenal
Setiap individu secara kodrati pastilah ingin dikenal oleh semuanya, maka setiap orang akan berusaha untuk berkarya begitu juga ALB dalam rangka ingin menunjukkan jatidirinya mereka akan berusaha untuk berkarya dan mengoptimalkan kemampuannya agar mereka oleh orang lain.

II.      Tujuan Bimbingan Konseling
Secara umum layanan bimbingan konseling bagi anak luar biasa di sekolah bertujuan agar setelah mendapat layanan bimbingan konseling anak mencapai penyesuaian dan perkembangan yang optimal sesuai dengan sisa kemampuannya, bakat, dan nilai – nilai yang dimilikinya. secara umumtujuan tersebut mengarah kepada “self-actualization, self-realization hully functioning dan self-acceptance” sesuai dengan variasi perbedaan individu antara sesama anak. Hal ini mengingat setiap siswa memiliki keunikan – keunikan tertentu.
Bagi anak luar biasa selain tujuan tersebut di atas, tekanan pencapaian tujuan lebih di arahkan untuk membentuk kompensasi positif dari kecacatan yang dimilikinya. mereka tidak begitu terganggu dengan kecacatan yang ia miliki, tetapi justru ada usaha optimalisasi sisa kecacatannya.
Secara khusus layanan bimbingan konseling di sekolah bertujuan agar anak
  1. Memahami dirinya denganbaik, yaitu mengenal segala kelebihan dan kelemahan yang dimiliki berkenaan dengan bakat, minat, sikap, perasaan, dan
  2. Memahami lingkungan dengan baik, meliputi lingkungan pendidikan di sekolah, di asrama, lingkungan pekerjaan dan lingkungan sosial masyarakat. Dari segi lingkungan pendidikan di sekolah, anak hendaknya dapat memahami peraturan – peraturan sekolah, kemudahan – kemudahan di sekolah, ruang sekolah, fasilitas sekolah dan sebagainya. Dan dari lingkungan sosial masyarakat anak hendaknya mampu memahami adat istiadat masyarakat , budaya yang ada di masyarakat, dan
  3. Membuat piliha dan keputusan yang bijaksana yaitu pilihan dan keputusan yang didasarkan kepada pemahaman yang mendalam tentang diri sendiri, dan
  4. Mengatasi masalh – masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari – hari baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dalam hal ini penguasaan aktivitas kehidupan sehari – hari merupakan persyaratan utama untuk membantu mengatasi masalah - masalah  dalam kehidupan sehari – hari. 
Secara rinsi Ricco and Quananta dalam Psichologi (1980 : 26) mengelompokkan tujuan program bimbingan di sekolah ke dalam empat layanan, yaitu :
  1. Layanan analisis
  2. Layanan informasi
  3. Layanan konseling dan
  4. Layanan penempatan

0 Comment:

Posting Komentar