2012 lalu...
Bersama anak anak berkebutuhan khusus membuatku malu, dengan segala yang Allah karuniakan kepadaku, masih sempatnya aku mengeluh tentang kehidupan yang kujalani sebelum ini.
Tuhan meletakkan kuasaNya dengan membawaku kesini, bersama anak anak luar biasa yang darinya kita melihat ketulusan, kebahagiaan dan masa depan yang indah...
"Maka nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan" (Ar Rahman)
Senyum mereka memberi kebahagiaan tersendiri bagi kami.
Sebagian menganggap mereka tak lebih baik dari dirinya, mereka menganggap mereka tak punya masa depan. Bukankah ada masa depan yang lebioh kekal??
Mereka berkarya, mereka belajar, mereka mampu bekerja layaknya kita, dengan cara mereka, mereka mewarnai kehidupan, dan mereka membawa kebahagiaan dengan ketulusannya, lalu bagian mana yang bisa kita katakan tak punya masa depan??
malulah kita bahwa keikhlasan mereka adalah karunia berharga yang Tuhan berikan. Malulah kita yang merasa 'sempurna' namun tak mengindahkan karunia Tuhan itu dengan menganggap kurang mereka....
malulah kita bahwa keikhlasan mereka adalah karunia berharga yang Tuhan berikan. Malulah kita yang merasa 'sempurna' namun tak mengindahkan karunia Tuhan itu dengan menganggap kurang mereka....
"Ljhatlah mereka
seperti tetetan embun yang lembut, berdekapan di lembaran daun,
hadiah dari surga. Merentangkan dan
berputar
Tergelincir dan
meluncur seperti mutiara yang
lembut, bercahaya dan tertawa.
Jangan biarkan kita
kehilangan ini, bintang kecil di bumi.
Seperti sinar matahari
di musim dingin memandikan taman dengan emas.
membuang kegelapan
dalam hati kita dan menghangatkan kita pada pusatnya
Jangan biarkan kita
kehilangan ini, bintang kecil di Bumi.
Seperti tidur yang
terperangkap kelopak mata, dimana mimpi yang manis terpenuhi
Dan dalam mimipi
seorang peri hidup, seperti sumber warna,
seperti kupu kupu di atas Bunga yang mekar, seperti cinta yang tidak egois.
Mereka menggelorakan
gelombang harapan
Mereka memulai mimpi
dan kesenangan yang abadi
Jangan biarkan kita
kehilangan ini, bintang kecil di bumi.
Di malam yang gelam
pekat, mereka duduk seperti nyala api yang salah mengartikan kesuraman, seperti
keharuman kebun buah yang memenuhi udara.
Seperti kaleidoskop
warna yang sangat banyak
Seperti bunga yang
menggapai matahari
Seperti catatan sebuah
suling di belukar yang sepi
Mereka menghirup udara
yang segar, ketukan dan music kehidupan
Jangan biarkan kita
kehilangan ini, Bintang kecil di bumi.
Seperti perasaan
kehidupan seorang tetangga
Seperti kuncup,
memutuskan untuk mekar
Seperti angina sepoi
sepoi, tertangkap di telapak tanganmu
Mereka diberkahi para
orang tua
Kadang kadang sama
bijaksananya seperti ortu, dengan yg lain seperti sungai yang riang, atau pukulan
pertanyaan tanpa rasa bersalah.
Seperti tawa yang
memecahkan kesunyian, dan senyum yang
membuat wajah bercahaya
Mereka seperti cahaya
angkasa, bersinar pada keberuntungan
Seperti bulan menari
du danau
Seperti orang yang
terkenal di tengan tengah kerumunan
Seperti aliran yang
menggelegak, berbusa dan terkekeh.
Seperti tidur siang
sebentar di tengah hari
Seperti kenyamanan
dari sentuhan penuh cinta
Seperti music riang di
telingamu
Seperti cipratan air
hujan yang nyaman"
“Hari ini, kita buka jendela hati kita dan mengintip keluar sana untuk melihat rintik rintik hujan bertemu dengan sang matahari membentuk pelangi, sedikit keceriaan membuat kegembiraan yang besar” (Taare Zameen)
“Hari ini, kita buka jendela hati kita dan mengintip keluar sana untuk melihat rintik rintik hujan bertemu dengan sang matahari membentuk pelangi, sedikit keceriaan membuat kegembiraan yang besar” (Taare Zameen)
0 Comment:
Posting Komentar